Berita mengenai kiriman bom buku beberapa hari terakhir begitu membuat masyarakat was-was. Ternyata ancaman bom sekarang tidak hanya diterima gedung-gedung perkantoran, tapi sudah masuk ke lingkungan rumah. Kewaspadaan masyarakat menjadi tameng kuat bagi tertutupnya ancaman bahaya ini. Bagaimana peran kita menghindari ancaman bom di lingkungan kita?
Beberapa hari belakangan, masyarakat dibuat khawatir dengan teror bom buku yang dialamatkan pada sejumlah public figure. Teror mulai menghantui lingkungan rumah yang dekat dengan keseharian masyarakat.
Seperti diberitakan, teror paket bom buku pertama diterima Kantor Berita 68H atas nama tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla. Lingkungan kantor berita ini sendiri berada di tengah-tengah pemukiman warga.
Begitupun teror paket bom buku yang diterima Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno dan artis penyanyi Ahmad Dhani yang masing-masing dialamatkan ke rumah mereka.
Peran kepolisian dalam mengungkap pelaku jelas ditunggu-ditunggu masyarakat. Namun di sisi lain, peran masyarakat sebagai lingkungan terdekat juga tak kalah penting ketimbang menunggu hasil tanpa aksi.
Inilah ynag harus kita lakukan agar terindar dari ancaman bom :
1. Ada sesuatu yang tidak bisa kita duga dan hindari, seperti teror bom atau bencana.
Kita harus menyiapkan mental untuk menghadapi segala kemungkinan. Kesiapan ini meminimalkan efek yang tidak terlalu diinginkan
2. Meningkatkan keterampilan interpersonal.
Keterampilan interpersonal berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan orang lain. Mereka yang dikirim bom mungkin dari pihak-pihak yang tidak suka. Bagaimana kita berhubungan dengan orang lain tergantung pada keterampilan interpersonal kita. Kemampuan ini mungkin bisa menghindarkan kita dari teror dari orang yang membenci kita.
3. Mengasah kepekaan terhadap lingkungan.
Dari beberapa kasus yang terjadi belakangan, pelaku teror bom sudah tidak lagi takut menjadikan lingkungan perumahan sebagai markas mereka. Lagi-lagi, kewaspadaan masyarakat menjadi tameng penting. Hal yang perlu diperhatikan berikutnya adalah mewaspadai hal-hal yang mencurigakan di lingkungan sekitar. Kita memang tidak boleh berprasangka buruk, tapi kita harus bisa membaca situasi, seperti gerak-gerik orang yang mencurigakan dan perilaku yang di luar kebiasaan. Kita harus belajar peka dengan orang dan sekitar kita.
Begitulah apa yang disampaikan menurut Ceti Prameswari Psi, psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia untuk menghadapi ancaman teror bom yang mulai merebak lagi akhir-akhir ini.
Sumber : okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar