27 September 2011

Strategi hadapi Serangan Online

Saat ini dimana media internet sangat mudah diakses sehingga bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun tidak luput dari serangan online. Srangan online bisa bermacam-macam seperti website yang dihack atau serangan online melalui media social seperti Facebook dan Twitter yang mengkritik atau memberi penilaian negatif terhadap suatu perusahaan. Kalau hal ini diabaikan bisa menjadi masalah yang lebih besar bagi reputasi perusahaan baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Berikut ini akan diulas sedikit strategi yang digunakan perusahaan untuk melawan penyerang online. Seperti apa? Sifat alami serangan yang anonim, mudah diakses dan disebar membuat potensi krisis kian besar.Parahnya, serangan semacam ini bisa mudah disebar secara instan pada jutaan orang melalui Twitter, YouTube dan jejaring sosial. Kemampuan perusahaan mengatasi hal semacam ini tak hanya mencegah kerusakaan reputasi dan hal tak diinginkan serta menambah nilai perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang berhasil mengatasi masalah semacam ini menunjukkan memiliki kemampuan eksekusi di era modern yang membantu menentukan cara perusahaan menangani sesuatu. Perencanaan pertahanan digital yang efektif sangat penting. Kepala ahli strategi reputasi Weber Shandwick Leslie Gaines-Ross memberi lima langkahnya sebagai berikut.

Waspada, Waktu Terus Berjalan
Respon perusahaan pada krisis media biasa diukur dalam hitungan hari, 72 jam, 48 jam, atau 36 jam dan hal ini tak lagi jadi permasalahannya. Siklus berita sepekan saat ini hanya 60 menit dan perusahaan kini harus segera merespon masalah atau krisis yang muncul. Untuk bisa gesit dibutuhkan persiapan. Perusahaan harus siap tiap saat mengeluarkan pernyataan online perusahaan, siaran pers, pesan video, media sosial, email atau tweet. Perusahaan harus siap meluncurkan situs mikro atau situ gelap yang bisa diaktifkan saat krisis. Kegagalan akan merusak kredibilitas dan menyerahkan ‘ladang’ pada musuh.

Awasi dengan Seksama, Tak Ada yang Terlalu Kecil untuk Diabaikan
Ada sedikit waktu saat antagonis tunggal atau karyawan yang tak puas menjadi gangguan yang mudah diabaikan kecuali ia menarik perhatian media tradisional. Kini, individu tersebut yang dipersenjatai tak lebih dari komputer atau ponsel bisa menciptakan malapetaka. Buat rencana pertahanan digital untuk memantau tanda-tanda peringatan dini online. Saat ini, kejadian yang paling mencolok harus dianggap serius dan dievaluasi untuk mengetahui konsekuensi-konsekuensi negatifnya.

Tambal Kebocoran
Dunia media sosial tak mudah dikendalikan. Informasi tersedia dan menyebarkan sangat mudah dan ada kemungkinan sebuah situs dibajak. Perusahaan perlu menginformasikan pada karyawannya mengenai prinsip keamanan digital. Termasuk, pedoman media sosial dan kebijakan apa yang diizinkan untuk dibagi secara online dan cara menjaga informasi.

Jangan Acuh
Saat ini makin banyak perusahaan terkemuka berani tampil menggunakan banyak taktik media sosial seperti lawannya. Tergantung pada ciri merek, dan hanya jika dilakukan dengan jujur dan etis, melawan api dengan api serta media sosial bisa menjadi cara yang sangat menjanjikan untuk melawan hal negatif.

Jangan Abaikan untuk Sosialisasi dengan CEO Anda
Jelas sekali, tindakan cepat dan efektif sangat penting guna melindungi reputasi perusahaan. Individu yang berada dalam posisi terbaik mengambil tindakan semacam ini tentunya CEO. CEO lah yang akan berbicara paling definitif untuk perusahaan, terutama saat reputasi terancam. Saat CEO salah secara publik, konsekuensi bisa sangat merugikan. Cara terbaik memanfaatkan peran penting CEO, strategi respon digital yang efektif harus menyertakan media dan video pelatihan eksekutif. Video merupakan salah satu bentuk komunikasi paling kredibel dalam krisis karena kedekatan dan kemampuannya menyampaikan emosi. Paparan video saat ini begitu luas dan akan menutupi lebih dari 75% trafik Internet. Selain itu, video merupakan kanal yang mudah digunakan, diedit dan siap dibagi secara massal. Sederhananya, CEO harus siap di depan kamera dan media guna menghadapi krisis yang ada di sekitar.

Sumber : Inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar