Dalam dunia kerja keputusan karyawan untuk mengundurkan diri (resign) dari perusahaan adalah suatu hal yang wajar. Banyak alasan yang melatarbelakangi keputusan karyawan untuk resign tersebut. Ternyata tidak sedikit karyawan mengajukan pengunduran diri dengan alasan yang salah. Seperti apa?
Jadi sebelum kita memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri dari perusahaan tempat bekerja sekarang, pastikan kita mempunyai alasan yang tepat untuk itu. Berikut ada alasan yang salah untuk mengundurkan diri.
1. Transportasi
Jika setiap anda berangkat ke kantor dari rumah selalu terjebak kemacetan yang bisa membuat anda sebal, sehingga seringkali anda terlambat sampai di kantor dan anda sering menyalahkan kemacetan tersebut. Ada baiknya anda mengubah rute perjalanan atau waktu berangkat yang lebih pagi dan waktu pulang yang lebih malam sehingga anda merasa lebih nyaman dalam perjalanan tanpa terkena kemacetan.
2. Masalah gaji
Jika anda merasa gaji yang diterima sekarang dibawah standar, itu mungkin saja terjadi tetapi lebih baik anda bisa menanyakan ke teman anda yang bekerja di perusahaan lain dengan posisi yang sama dan bisa dijadikan bahan perbandingan.
3. Tanggung jawab berlebihan
Jika anda merasa beban tanggung jawab yang diberikan terlalu besar ada beberapa kemungkinan. Bisa saja karena memang itu di luar batas kemampuan anda atau anda memang bekerja terlalu keras sehingga anda merasa diperbudak oleh atasan anda. Anda bisa lihat lagi jam kerja yang berlaku di surat ikatan kerja anda. Jika lembur terus menerus berarti memang ada yang salah dan hal ini bisa nda bicarakan dengan atasan anda.
4. Masalah dengan rekan kerja
Ini adalah masalah klasik yang sangat sulit dihindari karena bekerja dengan orang lain selama 8 jam kerja setiap hari tentu saja suatu ketika ada masalah yang timbul dengan rekan kerja baik secara sengaja maupun tidak. Bisa saja masalah yang timbul berkaitan dengan pekerjaan atau hal lain di luar pekerjaan, usahakan dicari solusi yang baik dengan cara berdialog dengan rekan kerja anda. Ingat bahwa kita adalah pria atau wanita dewasa yang harus bisa menyelesaikan masalah dengan baik.
5. Tergiur tawaran yang lebih baik
Jangan pernah meninggalkan pekerjaan jika tawaran yang ditawarkan kepada anda masih belum pasti. Jangan sampai anda malah kehilangan kedua-duanya dan tentu saja menjadi kerugian anda sendiri. Jika sudah ada kesepakatan dengan perusahaan lain maka anda bisa mengajukan surat pengunduran diri secara prosedural, saya yakin bahwa perusahaan baru anda juga ingin agar anda mentaati prosedur resign di perusahaan yang lama.
6. Ingin mulai berbisnis sendiri
Melihat pengalaman pebisnis yang sukses ada juga dari mereka yang nekat keluar dari pekerjaan untuk menggeluti bisnisnya dan berhasil. Tapi agar diperhatikan juga bahwa ternyata lebih banyak juga pengalaman orang yang gagal berbisnis dan karena sudah keluar dari pekerjaan malah tidak punya penghasilan sama sekali. Pastikan anda telah mempersiapkan bisnis dengan matang, lebih aman jika bisnis anda bisa dijalankan dengan anda tetap bekerja di perusahaan sekarang.
7. Alasan bosan
Adalah hal yang wajar karena pekerjaan adalah dilakukan setiap hari dan menjadi rutinitas akan menimbulkan kebosanan. Setiap pekerjaan memiliki tingkat kebosanan tertentu. Tapi coba pertimbangkan lagi apakah mungkin jika anda pindah ke perusahaan lain nanti kebosanan tidak akan terulang?
8. Alasan emosi sesaat
Banyak karyawan yang memutuskan mengundurkan diri didasari oleh perasaan emosi pada saat itu misalnya karena dimarahi atasan atau menerima sanksi SP dan lain-lain. Tetapi setelah situasi dingin hanya penyesalan yang terjadi karena sebenarnya anda masih ingin bekerja di perusahaan yang sekarang. Hindari mengambil keputusan apapun pada saat anda dalam keadaan emosi, apalagi keputusan yang bisa merubah masa depan anda. Kebanyakan keputusan yang diambil tidak tepat.
Semoga hal diatas bisa menjadi pertimbangan anda dalam memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan.
Knowing is not enough, We must APPLY. Willing is not enough, We must DO. (Bruce Lee)
Tampilkan postingan dengan label perusahaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perusahaan. Tampilkan semua postingan
30 September 2011
27 September 2011
Strategi hadapi Serangan Online
Saat ini dimana media internet sangat mudah diakses sehingga bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun tidak luput dari serangan online. Srangan online bisa bermacam-macam seperti website yang dihack atau serangan online melalui media social seperti Facebook dan Twitter yang mengkritik atau memberi penilaian negatif terhadap suatu perusahaan. Kalau hal ini diabaikan bisa menjadi masalah yang lebih besar bagi reputasi perusahaan baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Berikut ini akan diulas sedikit strategi yang digunakan perusahaan untuk melawan penyerang online. Seperti apa?
Sifat alami serangan yang anonim, mudah diakses dan disebar membuat potensi krisis kian besar.Parahnya, serangan semacam ini bisa mudah disebar secara instan pada jutaan orang melalui Twitter, YouTube dan jejaring sosial. Kemampuan perusahaan mengatasi hal semacam ini tak hanya mencegah kerusakaan reputasi dan hal tak diinginkan serta menambah nilai perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang berhasil mengatasi masalah semacam ini menunjukkan memiliki kemampuan eksekusi di era modern yang membantu menentukan cara perusahaan menangani sesuatu. Perencanaan pertahanan digital yang efektif sangat penting. Kepala ahli strategi reputasi Weber Shandwick Leslie Gaines-Ross memberi lima langkahnya sebagai berikut.
Waspada, Waktu Terus Berjalan
Respon perusahaan pada krisis media biasa diukur dalam hitungan hari, 72 jam, 48 jam, atau 36 jam dan hal ini tak lagi jadi permasalahannya. Siklus berita sepekan saat ini hanya 60 menit dan perusahaan kini harus segera merespon masalah atau krisis yang muncul. Untuk bisa gesit dibutuhkan persiapan. Perusahaan harus siap tiap saat mengeluarkan pernyataan online perusahaan, siaran pers, pesan video, media sosial, email atau tweet. Perusahaan harus siap meluncurkan situs mikro atau situ gelap yang bisa diaktifkan saat krisis. Kegagalan akan merusak kredibilitas dan menyerahkan ‘ladang’ pada musuh.
Awasi dengan Seksama, Tak Ada yang Terlalu Kecil untuk Diabaikan
Ada sedikit waktu saat antagonis tunggal atau karyawan yang tak puas menjadi gangguan yang mudah diabaikan kecuali ia menarik perhatian media tradisional. Kini, individu tersebut yang dipersenjatai tak lebih dari komputer atau ponsel bisa menciptakan malapetaka. Buat rencana pertahanan digital untuk memantau tanda-tanda peringatan dini online. Saat ini, kejadian yang paling mencolok harus dianggap serius dan dievaluasi untuk mengetahui konsekuensi-konsekuensi negatifnya.
Tambal Kebocoran
Dunia media sosial tak mudah dikendalikan. Informasi tersedia dan menyebarkan sangat mudah dan ada kemungkinan sebuah situs dibajak. Perusahaan perlu menginformasikan pada karyawannya mengenai prinsip keamanan digital. Termasuk, pedoman media sosial dan kebijakan apa yang diizinkan untuk dibagi secara online dan cara menjaga informasi.
Jangan Acuh
Saat ini makin banyak perusahaan terkemuka berani tampil menggunakan banyak taktik media sosial seperti lawannya. Tergantung pada ciri merek, dan hanya jika dilakukan dengan jujur dan etis, melawan api dengan api serta media sosial bisa menjadi cara yang sangat menjanjikan untuk melawan hal negatif.
Jangan Abaikan untuk Sosialisasi dengan CEO Anda
Jelas sekali, tindakan cepat dan efektif sangat penting guna melindungi reputasi perusahaan. Individu yang berada dalam posisi terbaik mengambil tindakan semacam ini tentunya CEO. CEO lah yang akan berbicara paling definitif untuk perusahaan, terutama saat reputasi terancam. Saat CEO salah secara publik, konsekuensi bisa sangat merugikan. Cara terbaik memanfaatkan peran penting CEO, strategi respon digital yang efektif harus menyertakan media dan video pelatihan eksekutif. Video merupakan salah satu bentuk komunikasi paling kredibel dalam krisis karena kedekatan dan kemampuannya menyampaikan emosi. Paparan video saat ini begitu luas dan akan menutupi lebih dari 75% trafik Internet. Selain itu, video merupakan kanal yang mudah digunakan, diedit dan siap dibagi secara massal. Sederhananya, CEO harus siap di depan kamera dan media guna menghadapi krisis yang ada di sekitar.
Sumber : Inilah.com
Waspada, Waktu Terus Berjalan
Respon perusahaan pada krisis media biasa diukur dalam hitungan hari, 72 jam, 48 jam, atau 36 jam dan hal ini tak lagi jadi permasalahannya. Siklus berita sepekan saat ini hanya 60 menit dan perusahaan kini harus segera merespon masalah atau krisis yang muncul. Untuk bisa gesit dibutuhkan persiapan. Perusahaan harus siap tiap saat mengeluarkan pernyataan online perusahaan, siaran pers, pesan video, media sosial, email atau tweet. Perusahaan harus siap meluncurkan situs mikro atau situ gelap yang bisa diaktifkan saat krisis. Kegagalan akan merusak kredibilitas dan menyerahkan ‘ladang’ pada musuh.
Awasi dengan Seksama, Tak Ada yang Terlalu Kecil untuk Diabaikan
Ada sedikit waktu saat antagonis tunggal atau karyawan yang tak puas menjadi gangguan yang mudah diabaikan kecuali ia menarik perhatian media tradisional. Kini, individu tersebut yang dipersenjatai tak lebih dari komputer atau ponsel bisa menciptakan malapetaka. Buat rencana pertahanan digital untuk memantau tanda-tanda peringatan dini online. Saat ini, kejadian yang paling mencolok harus dianggap serius dan dievaluasi untuk mengetahui konsekuensi-konsekuensi negatifnya.
Tambal Kebocoran
Dunia media sosial tak mudah dikendalikan. Informasi tersedia dan menyebarkan sangat mudah dan ada kemungkinan sebuah situs dibajak. Perusahaan perlu menginformasikan pada karyawannya mengenai prinsip keamanan digital. Termasuk, pedoman media sosial dan kebijakan apa yang diizinkan untuk dibagi secara online dan cara menjaga informasi.
Jangan Acuh
Saat ini makin banyak perusahaan terkemuka berani tampil menggunakan banyak taktik media sosial seperti lawannya. Tergantung pada ciri merek, dan hanya jika dilakukan dengan jujur dan etis, melawan api dengan api serta media sosial bisa menjadi cara yang sangat menjanjikan untuk melawan hal negatif.
Jangan Abaikan untuk Sosialisasi dengan CEO Anda
Jelas sekali, tindakan cepat dan efektif sangat penting guna melindungi reputasi perusahaan. Individu yang berada dalam posisi terbaik mengambil tindakan semacam ini tentunya CEO. CEO lah yang akan berbicara paling definitif untuk perusahaan, terutama saat reputasi terancam. Saat CEO salah secara publik, konsekuensi bisa sangat merugikan. Cara terbaik memanfaatkan peran penting CEO, strategi respon digital yang efektif harus menyertakan media dan video pelatihan eksekutif. Video merupakan salah satu bentuk komunikasi paling kredibel dalam krisis karena kedekatan dan kemampuannya menyampaikan emosi. Paparan video saat ini begitu luas dan akan menutupi lebih dari 75% trafik Internet. Selain itu, video merupakan kanal yang mudah digunakan, diedit dan siap dibagi secara massal. Sederhananya, CEO harus siap di depan kamera dan media guna menghadapi krisis yang ada di sekitar.
Sumber : Inilah.com
Label:
attack,
Company,
Facebook,
media social,
online,
perusahaan,
serangan,
Twitter
07 September 2011
Perusahaan Ekspansi VS Kemampuan SDM
Saat ini banyak perusahaan yang melakukan ekspansi atau memperluas jaringan usahanya dengan cara membuka cabang baru. Banyak juga yang telah membuka waralaba untuk perusahaannya sehingga semakin mempercepat ekspansi perusahaan. Di satu sisi melakukan ekspansi adalah salah satu usaha untuk menambah laba perusahaan dimana dengan bertambahnya cabang maka laba perusahaan semakin bertambah.
Kalau di perusahaan waralaba akan mendapat royalti yang lebih besar dengan bertambahnya cabang. Tapi di sisi lain jika tidak diimbangi dengan kemampuan SDM yang memadai hal ini bisa menjadi bumerang. Kematangan SDM menurut saya ada batas waktu yang harus dicapai. Meskipun untuk mempercepat tingkat kemampuan SDM dengan cara merekrut SDM yang berpengalaman sekalipun menurut pengalaman saya bukan menjadi jaminan bahwa SDM yang berpengalaman di tempat lain akan langsung bisa beradaptasi dengan perusahaan baru dan akan sesuai dengan budaya perusahaan yang baru. Ada banyak faktor yang bisa menentukan. Kalau perusahaan merekrut SDM fresh graduate bukannya tanpa resiko semua ada resikonya, biasanya SDM fresh graduate masih mencari-cari pengalaman kerja yang sesuai dengan dirinya, kalau perusahaan beruntung SDM fresh graduate bisa dibentuk dan menjadi SDM yang diandalkan pada masa datang, kembali lagi perlu waktu yang tidak sebentar. Ambang batas bahwa SDM bisa cocok dan sesuai dengan perusahaan adalah 1-2 tahun, jika lepas dari 2 tahun menurut pengalaman saya karyawan atau SDM tersebut akan lama bekerja di perusahaan tersebut. Saya kadang merasa “sayang” jika kita sudah membentuk SDM yang menurut perusahaan cukup bagus dan diharapkan akan menjadi andalan perusahaan pada masa depan ternyata setelah 1-2 tahun harus mengundurkan diri dari perusahaan dengan alasan akan mencari pengalaman baru. Perusahaan pastinya tidak akan menghalangi seseorang yang akan meningkatkan karirnya di tempat lain. Saya kalau merekrut staff biasanya sangat jarang merekrut staff yang benar-benar fresh tanpa pengalaman sama sekali, karena berdasarkan pengalaman meskipun pekerjaannya bagus tapi biasanya hanya bertahan maksimal 2 tahun saja. Biasanya saya merekrut yang minimal ada pengalaman 1 tahun atau beberapa bulan di perusahaan lain. Biasanya karyawan ini akan cukup loyal dan bertahan lama karena dia sudah pernah merasakan kerja di tempat lain yang lebih dibawah dari perusahaan kami sehingga ada perbandingan yang positif. Kalau pengalaman saya merekrut karyawan yang fresh biasanya 1-2 tahun dia akan mencari-cari lagi perusahaan lain yang dikira akan lebih baik dari yang sekarang. Padahal ternyata di tempat lain tidak seperti yang diharapkan dan terkadang dia melamar lagi di perusahaan kami. Kembali lagi ke fokus perusahaan yang ekspansi kadang saya rasa ini sangat membebani semua divisi di Head Office, karena staff head office akan lebih sibuk untuk persiapan opening cabang baru dan tetap fokus memberikan pelayanan kepada cabang yang sudah operasional. Turn over karyawan head office biasanya tak terelakkan lagi karena beban volume pekerjaan semakin bertambah. Meskipun sudah diupayakan dengan merekrut SDM baru tetapi tetap perlu adanya adaptasi dan penyesuaian ritme perusahaan. Menurut saya seyogyanya ada batas maksimum per tahun penambahan cabang disamping kita juga perlu mengasah SDM supaya dapat terjadi keseimbangan dalam perusahaan. Tulisan ini hanya sebagai ungkapan hati seorang karyawan perusahaan yang sedang ekspansi.
Label:
ekapansi,
karyawan,
perusahaan,
SDM,
staff,
Sumber Daya Manusia
09 Maret 2011
Inilah 3 Tips Membentuk Tim Kerja yang Kompak
Dalam perusahaan biasanya terdapat tim kerja. Begitu juga dengan perusahaan tempat anda bekerja. Jika tim bekerja efektif, perusahaan tumbuh dengan baik seperti yang diharapkan. Bila tidak, maka sebaliknya. Bagaimana caranya membentuk tim kerja yang bisa solid dan kompak juga efektif dalam bekerja? Inilah tipsnya.
Tugas seorang pemimpin adalah membina mereka agar dapat menampilkan produktivitas yang maksimal dengan memberinya pedoman, arahan, motivasi, dan ispirasi agar apapun tugas yang Anda delegasikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Tapi, tentu saja, karena tim terdiri dari beberapa orang, membinanya bukanlah hal yang mudah. Ini tipsnya membangun tim kerja yang kompak:
1. Bentuk identitas bersama
Setiap tim yang kuat membutuhkan identitas solid yang disepakati bersama. Identitas tersebut bisa sekadar nama, logo, warna, yel-yel, mars, pin, maskot, dan lain sebagainya. Agar identitas tersebut dapat menambah kekompakan tim sebaiknya setiap anggota tim merasa terlibat dan memunculkan rasa memiliki.
Identitas dibutuhkan karena hal ini adalah perangkat dasar untuk pembentukan jati diri bukan saja pribadi melainkan juga terhadap kelompok.
2. Perkuat misi dan tujuan
Setelah sebuah identitas terbentuk langkah berikutnya adalah memperkokoh pondasi dengan mengilhami seluruh anggota tim dengan alasan keberadaan tim tersebut atau bahasa umumnya misi.
Setelah itu, dilanjutkan dengan menetapkan tujuan bersama. Dengan begitu setiap anggota tim yang terlibat tahu arah tujuan sehingga membangkitkan insiatif untuk berkontribusi demi tercapainya tujuan bersama tadi.
3. Pemimpin yang menjadi teladan
Sebuah tim akan rapuh tanpa kepemimpinan yang kuat dan efektif. Pemimpin seperti ini jangan digambarkan sebagai pemimpin yang tegas, disiplin dan otoriter. Pemimpin yang kuat dan efektif di era knowledge workers saat ini adalah pemimpin yang menjadi teladan, dan pemimpin yang memberi contoh. Bukan pemimpin yang sekadar memberi perintah dan mengawasi dari balik dinding ruang kerjanya saja.
Lewat keteladanan dari pemimpin model ini daya juang tim akan terus di posisi prima guna memperjuangkan tujuan bersama.
Tugas seorang pemimpin adalah membina mereka agar dapat menampilkan produktivitas yang maksimal dengan memberinya pedoman, arahan, motivasi, dan ispirasi agar apapun tugas yang Anda delegasikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Tapi, tentu saja, karena tim terdiri dari beberapa orang, membinanya bukanlah hal yang mudah. Ini tipsnya membangun tim kerja yang kompak:
1. Bentuk identitas bersama
Setiap tim yang kuat membutuhkan identitas solid yang disepakati bersama. Identitas tersebut bisa sekadar nama, logo, warna, yel-yel, mars, pin, maskot, dan lain sebagainya. Agar identitas tersebut dapat menambah kekompakan tim sebaiknya setiap anggota tim merasa terlibat dan memunculkan rasa memiliki.
Identitas dibutuhkan karena hal ini adalah perangkat dasar untuk pembentukan jati diri bukan saja pribadi melainkan juga terhadap kelompok.
2. Perkuat misi dan tujuan
Setelah sebuah identitas terbentuk langkah berikutnya adalah memperkokoh pondasi dengan mengilhami seluruh anggota tim dengan alasan keberadaan tim tersebut atau bahasa umumnya misi.
Setelah itu, dilanjutkan dengan menetapkan tujuan bersama. Dengan begitu setiap anggota tim yang terlibat tahu arah tujuan sehingga membangkitkan insiatif untuk berkontribusi demi tercapainya tujuan bersama tadi.
3. Pemimpin yang menjadi teladan
Sebuah tim akan rapuh tanpa kepemimpinan yang kuat dan efektif. Pemimpin seperti ini jangan digambarkan sebagai pemimpin yang tegas, disiplin dan otoriter. Pemimpin yang kuat dan efektif di era knowledge workers saat ini adalah pemimpin yang menjadi teladan, dan pemimpin yang memberi contoh. Bukan pemimpin yang sekadar memberi perintah dan mengawasi dari balik dinding ruang kerjanya saja.
Lewat keteladanan dari pemimpin model ini daya juang tim akan terus di posisi prima guna memperjuangkan tujuan bersama.
29 November 2010
Kesalahan Dalam Membuat Surat Lamaran Kerja
Berkas surat lamaran kerja seharusnya berisi mengenai diri dan kelebihan anda. Surat lamaran kerja sebaiknya dibuat dengan ringkas, mudah dibaca, mudah dimengerti, dan menonjolkan mengapa anda yang sebaiknya diterima oleh perusahaan yang anda tuju tersebut. Sebelum surat lamaran dikirimkan abaik melalui pos, dibawa langsung atau dikirim melalui email, Anda harus membaca berulang-ulang untuk memastikan bahwa isinya sudah cukup tepat dan menceritakan tentang diri Anda. Anda mungkin butuh waktu berjam-jam untuk menyusun resume Anda, tetapi si pewawancara mungkin hanya butuh beberapa menit untuk membacanya, anda bisa bayangkan bahwa yang menyeleksi surat lamaran di suatu perusahaan biasanya menerima setidaknya ratusan surat lamaran. Ketika ada kesalahan, mereka tanpa segan-segan melewatkan resume Anda. Tapi banyak dari kita melakukan kesalahan umum yang seharusnya bisa dihindari. Apa saja kesalahan umum tersebut? Yuk kita baca sama-sama.
Jadi seperti sudah dijelaskan diawal pastikan resume Anda dibaca lengkap serta tidak disingkirkan begitu saja oleh bagian personalia perusahaan karena ada kesalahan umum yang sebenarnya bisa dihindari.
Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang bisa Anda hindari:
1. Tidak menyertakan surat pengantar lamaran
Surat lamaran pekerjaan (bukan curriculum vitae) bernilai penting pada saat pemrosesan pembacaan surat lamaran pekerjaan. Banyak perusahaan yang langsung membuang berkas lamaran pekerjaan yang tak menyertakan surat pengantar tersebut. Pastikan Anda menuliskan ringkasan riwayat diri Anda dengan tepat pada cover letter. Jelaskan mengenai kualifikasi Anda, jarak antara waktu kerja yang cukup jauh, serta informasi lain yang sekiranya dibutuhkan oleh perusahaan yang Anda tuju.
2. Berpikir bahwa salah ketik itu wajar
Dalam survei yang dilakukan kepada para human resources department (HRD), kesalahan yang tersering mereka lihat dalam resume adalah kesalahan pengetikan .Jangan segan untuk meminta orang lain membaca kembali berkas lamaran pekerjaan Anda untuk memastikan tidak ada kesalahan, apalagi jika Anda mengirim lamaran dalam bahasa Inggris atau bahasa lain yang sebenarnya belum Anda kuasai.
3. Terlalu generik
Ada banyak contoh penulisan surat lamaran pekerjaan yang bisa Anda contoh. Akan tetapi, saking umumnya, kadang para pembaca surat lamaran pekerjaan itu jadi hafal polanya. Nah, pastikan Anda menuliskan lamaran pekerjaan tepat guna dengan posisi yang Anda tuju. Buat surat lamaran pekerjaan Anda cukup personal dan tidak terlihat seperti Anda setengah hati melamarnya atau anda asal copy paste saja. Apalagi ternyata terselip nama perusahaan lain yang pernah Anda coba kirim lamaran. Wah, sudah pasti berkas Anda langsung disingkirkan.
4. Memfokuskan pada tugas, bukan hasil akhir
Ketimbang menuliskan daftar penugasan yang pernah Anda kerjakan, lebih baik Anda tuliskan apa saja hasil yang pernah Anda dapatkan dan bagaimana hal tersebut membantu perusahaan. Contoh, jika Anda pernah berhasil berkontribusi pada pendapatan perusahaan saat mencapai penghasilan tertinggi dalam sejarah dengan program yang Anda buat, maka perusahaan tempat Anda melamar akan sangat tertarik pada Anda.
5. Obyektif egois
Para pencari pekerja akan mencoba melihat apakah Anda adalah kandidat yang tepat untuk posisi di lembaga mereka, jadi, apa pun yang ada di dalam resume Anda seharusnya merujuk kepada pengalaman dan keberhasilan Anda. Ringkasan kualifikasi yang menceritakan mengenai keberhasilan Anda akan lebih efektif ketimbang pernyataan tujuan Anda yang umum.
6. Format resume yang “berbunga-bunga”
Tentu, penggunaan kertas berwarna pink dan penggunaan huruf yang besar-kecil dengan warna yang berbeda-beda akan membuat berkas lamaran Anda terlihat berbeda dan menonjol, tetapi bukan dalam artian yang bagus. Biasakan untuk menuliskan resume menggunakan kertas dan font yang standar saja. Gunakan tipe font Arial atau Times New Roman berwarna hitam di atas kertas putih.
7. Salah cantum gelar dan tanggal
Salah satu kesalahan yang sering tertangkap adalah kesalahan pada pencantuman gelar. Ada yang saking bersemangatnya, gelar tersebut sudah dicantumkan pada saat ia mengirimkan lamaran, padahal wisuda atau kelulusannya baru akan diadakan bulan depan. Memaksakan hal tersebut bisa membuat Anda terlihat seperti “berbohong”.
8. Alasan pergi dari kantor lama
Jangan mencantumkan sesuatu yang bernada negatif dalam resume Anda (juga saat wawancara kerja). Jika Anda meninggalkan posisi lama karena pengurangan tenaga kerja atau karena dipecat, sebaiknya ungkapkan hal tersebut hanya jika ditanya.
9. Mencantumkan terlalu banyak informasi personal
Jika tak ada hubungannya dengan karier Anda, tak usah cantumkan kegiatan pribadi Anda. Begitu pun dengan tinggi atau berat badan (kecuali memang diminta), afiliasi dalam bidang agama, orientasi seksual, hobi memancing, atau apa pun yang bisa berbalik menghakimi Anda.
10. Terlalu panjang
Jika ada pekerjaan di masa lalu yang tak lagi relevan dengan karier Anda, sebaiknya tak usah dicantumkan. Panjang halaman resume disarankan tak lebih dari 2 halaman. Jadi, pastikan Anda mencantumkan hal-hal yang relevan saja. Para manajer HRD seperti saya menganggap bahwa resume yang lebih panjang dari 2 halaman terlalu panjang, membosankan, dan banyak salahnya.
Jadi seperti sudah dijelaskan diawal pastikan resume Anda dibaca lengkap serta tidak disingkirkan begitu saja oleh bagian personalia perusahaan karena ada kesalahan umum yang sebenarnya bisa dihindari.
Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang bisa Anda hindari:
1. Tidak menyertakan surat pengantar lamaran
Surat lamaran pekerjaan (bukan curriculum vitae) bernilai penting pada saat pemrosesan pembacaan surat lamaran pekerjaan. Banyak perusahaan yang langsung membuang berkas lamaran pekerjaan yang tak menyertakan surat pengantar tersebut. Pastikan Anda menuliskan ringkasan riwayat diri Anda dengan tepat pada cover letter. Jelaskan mengenai kualifikasi Anda, jarak antara waktu kerja yang cukup jauh, serta informasi lain yang sekiranya dibutuhkan oleh perusahaan yang Anda tuju.
2. Berpikir bahwa salah ketik itu wajar
Dalam survei yang dilakukan kepada para human resources department (HRD), kesalahan yang tersering mereka lihat dalam resume adalah kesalahan pengetikan .Jangan segan untuk meminta orang lain membaca kembali berkas lamaran pekerjaan Anda untuk memastikan tidak ada kesalahan, apalagi jika Anda mengirim lamaran dalam bahasa Inggris atau bahasa lain yang sebenarnya belum Anda kuasai.
3. Terlalu generik
Ada banyak contoh penulisan surat lamaran pekerjaan yang bisa Anda contoh. Akan tetapi, saking umumnya, kadang para pembaca surat lamaran pekerjaan itu jadi hafal polanya. Nah, pastikan Anda menuliskan lamaran pekerjaan tepat guna dengan posisi yang Anda tuju. Buat surat lamaran pekerjaan Anda cukup personal dan tidak terlihat seperti Anda setengah hati melamarnya atau anda asal copy paste saja. Apalagi ternyata terselip nama perusahaan lain yang pernah Anda coba kirim lamaran. Wah, sudah pasti berkas Anda langsung disingkirkan.
4. Memfokuskan pada tugas, bukan hasil akhir
Ketimbang menuliskan daftar penugasan yang pernah Anda kerjakan, lebih baik Anda tuliskan apa saja hasil yang pernah Anda dapatkan dan bagaimana hal tersebut membantu perusahaan. Contoh, jika Anda pernah berhasil berkontribusi pada pendapatan perusahaan saat mencapai penghasilan tertinggi dalam sejarah dengan program yang Anda buat, maka perusahaan tempat Anda melamar akan sangat tertarik pada Anda.
5. Obyektif egois
Para pencari pekerja akan mencoba melihat apakah Anda adalah kandidat yang tepat untuk posisi di lembaga mereka, jadi, apa pun yang ada di dalam resume Anda seharusnya merujuk kepada pengalaman dan keberhasilan Anda. Ringkasan kualifikasi yang menceritakan mengenai keberhasilan Anda akan lebih efektif ketimbang pernyataan tujuan Anda yang umum.
6. Format resume yang “berbunga-bunga”
Tentu, penggunaan kertas berwarna pink dan penggunaan huruf yang besar-kecil dengan warna yang berbeda-beda akan membuat berkas lamaran Anda terlihat berbeda dan menonjol, tetapi bukan dalam artian yang bagus. Biasakan untuk menuliskan resume menggunakan kertas dan font yang standar saja. Gunakan tipe font Arial atau Times New Roman berwarna hitam di atas kertas putih.
7. Salah cantum gelar dan tanggal
Salah satu kesalahan yang sering tertangkap adalah kesalahan pada pencantuman gelar. Ada yang saking bersemangatnya, gelar tersebut sudah dicantumkan pada saat ia mengirimkan lamaran, padahal wisuda atau kelulusannya baru akan diadakan bulan depan. Memaksakan hal tersebut bisa membuat Anda terlihat seperti “berbohong”.
8. Alasan pergi dari kantor lama
Jangan mencantumkan sesuatu yang bernada negatif dalam resume Anda (juga saat wawancara kerja). Jika Anda meninggalkan posisi lama karena pengurangan tenaga kerja atau karena dipecat, sebaiknya ungkapkan hal tersebut hanya jika ditanya.
9. Mencantumkan terlalu banyak informasi personal
Jika tak ada hubungannya dengan karier Anda, tak usah cantumkan kegiatan pribadi Anda. Begitu pun dengan tinggi atau berat badan (kecuali memang diminta), afiliasi dalam bidang agama, orientasi seksual, hobi memancing, atau apa pun yang bisa berbalik menghakimi Anda.
10. Terlalu panjang
Jika ada pekerjaan di masa lalu yang tak lagi relevan dengan karier Anda, sebaiknya tak usah dicantumkan. Panjang halaman resume disarankan tak lebih dari 2 halaman. Jadi, pastikan Anda mencantumkan hal-hal yang relevan saja. Para manajer HRD seperti saya menganggap bahwa resume yang lebih panjang dari 2 halaman terlalu panjang, membosankan, dan banyak salahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)