Navy Seals |
Maka, sudah pasti, identitas prajurit yang menembak bin Laden sudah pasti ikut tertutup rapat. Namun, sejumlah mantan anggota SEAL memberi petunjuk seperti apa ciri-ciri pembunuh pemimpin jaringan teroris al-Qaeda itu, yang tewas dengan tembakan di kepala.
Para alumnus SEAL itu adalah Eric Greitens, Richard Marcinko, dan Stew Smith. Kepada harian The Washington Post, mereka bisa menyajikan gambaran rupa prajurit pembunuh Osama. Ini berdasarkan pengalaman mereka berdinas di SEAL sebelum pensiun.
Di mata Marcinko, pembunuh Osama itu pasti berusia antara 26 dan 33 tahun. Jelasnya dia adalah pria, karena belum ada satupun perempuan yang masuk SEAL. Kemungkinan besar, penembak adalah berkulit putih, walau SEAL belakangan ini meningkatkan jumlah kaum minoritas untuk bergabung.
Mengenai sifat si penembak, Marcinko yakin bahwa dia adalah seorang “pemikir positif yang bisa bermasalah bila tidak mendapat tantangan.” Dia pun tidak segan-segan mengorbankan waktu luang untuk dipanggil bertugas kapan saja, namun bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
“Orang-orang seperti ini pada suatu waktu sanggup membunuh di belahan dunia lain, namun 24 jam kemudian dia akan sibuk dengan mesin pemotong rumput di rumah,” kata Smith, yang dikutip The Washington Post.
Dia juga menduga pembunuh Osama kemungkinan besar adalah mantan atlit SMA atau kampus. Pastinya, dia memiliki fisik yang prima namun juga kuat, cepat, dan cerdas. “Mereka menyebut diri ‘atlit yang taktis,’” kata Smith.
Menurut Marcinko, anggota pasukan operasi bin Laden ini kemungkinan besar tidak berambut cepak dan bermuka mulus, seperti profil tentara pada umumnya. Namun, anggota SEAL seperti ini berpenampilan urakan.
“Dia kemungkinan berewokan dan penampilan acak-acakan, seperti preman jalanan. Pokoknya kita enggan dekat dengan dia. Dalam unit tentara konvensional, prajurit seperti itu pasti tidak berdisiplin. Namun, bagi anggota SEAL, itu adalah penampilan standar.
Menurut Marcinko, tangan rata-rata anggota SEAL tidak halus. Bagi mereka yang bergabung dalam tim elit itu, memiliki bekas luka atau codet akibat pecahan bom atau muntahan peluru adalah wajar.
Bagi Marcinko, anggota SEAL yang dilibatkan dalam operasi memburu Osama itu pastinya bukan muka-muka baru. Mereka pasti sudah berkali-kali melakukan operasi serupa dengan risiko tinggi.
“Mereka ingin pengakuan. Namun itu hanya didapat di antara sesama mereka,” kata Greitens. Itulah sebabnya para anggota SEAL lebih suka dianggap sebagai “pejuang rendah hati,” lanjut Greitens.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar