Kemarin tanggal 08 Agustus 2009 saya mengikuti tayangan live operasi penyergapan aparat Densus 88 di sebuah rumah di Temanggung yang diyakini tempat persembunyian Noordin M Top gembong teroris yang paling di cari di Republik ini.
Sebetulnya pengepungan rumah di Temanggung tersebut sudah berlangsung mulai tanggal 07 Agustus 2009 sore sekitar pukul 16.00. Sampai malam dan dini hari ternyata penyergapan juga masih belum selesai. Baru pada pukul 10.10 WIB tanggal 08 Agustus 2009 penyergapan yang dilakukan aparan Densus 88 berhasil menembak mati teroris yang diyakini Noordin M Top. Seluruh anggota aparat pada saat itu terlihat lega dan saling bersalaman, begitu juga masyarakat yang menyaksikan dari radius 50 m dari rumah yang dikepung bertepuk tangan. Tapi semua media akhirnya meralat emua judul pemberitaannya karena Kapolri melalui jumpa persnya belum memastikan bahwa teroris yang ditembak mati di Temanggung adalah benar Noordin M Top karena harus menunggu hasil tes DNA yang bisa memakan waktu 1 s/d 2 minggu itu. Dan akhirnya timbul keraguan apakah yang tewas tersebut benar Noordin atau tidak? Muncul pro dan kontra perihal kematian Noordin M Top. Ada pihak yang meyakini bahwa yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung bukan Noordin M Top. Karena karakter Noordin tidak seperti orang yang tewas kemarin. Orang yang tewas kemarin sempat berteriak mengaku Noordin dan setelah tertembak mengerang kesakitan yang sangat berbeda dengan sosok Noordin yang konon bersifat pemberani dan selelu siap meledakkan bom yang ada ditubuhnya. Begitu juga ada pendapat yang meragukan mengapa Noordin sendirian di rumah tersebut tanpa dikawal oleh anak buahnya. Karena sebagaimana Dr Azhari yang tewas ditembak di Batu Malang terdapat anak buah Dr Azhari yang ikut tewas. Semua memang masih harus menunggu. Dan pada saat yang bersamaan di gerebek juga sebuah rumah di Jatiasih Bekasi sebagai tempat pembuat bom yang menurut pengakuan teroris yang berhasil dirangkap bom tersebut digunakan untuk meledakkan rumah Presiden SBY dan Istana Negara. Total bom seberat 500 kg ditemukan di rumah tersebut dan polisi berhasil menembak mati teroris yang diketahui bernama Air Styawan dan Eko Joko Sarjono alias Eko Peyang. Jaringan di Jatiasih ternyata berkaitan dengan jaringan Noordin M Top. Tampaknya pada HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-64 kita harus waspada terhadap serangan teroris yang berencana melancarkan aksinya di hari tersebut. Kita sebagai rakyat Indonesia harus bersatu mengamankan wilayah kita. Awasi lingkungan kita terhadap orang yang mencurigakan. Bisa saja mereka teroris. Waspadalah-waspadalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar