01 Agustus 2009

Badut Bisa Membuat Stress

Saya mempunyai ide menulis tentang badut ini sebetulnya muncul secara tidak sengaja karena beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan rekan kerja dari luar pulau yang kebetulan datang di Surabaya untuk rapat dengan pimpinan. Sempat ngobrol-ngobrol masa lalu. Dan akhirnya membahas masalah badut. Ada apa dengan badut?
Begini ceritanya. Beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2002 kalau tidak salah perusahaan mengadakan acara peringatan 10 tahun perusahaan. Rekan saya tersebut jadi ketua panitia acara. Acara tersebut berupa makan bersama anak panti asuhan di sebuah restoran fast food yang bisa makan sepuasnya ala buffee. Rencananya hiburan untuk anak panti asuhan tersebut adalah penampilan dari badut karena anak panti asuhan yang datang usianya antara 6 s/d 9 tahun. Undangan juga dihadiri oleh semua pimpinan perusahaan. Sewaktu acara dimulai diawali dengan sambutan-sambutan kelihatannya lancar. Tapi badut yang kita pesan untuk acara belum datang si ketua panitia mulai gelisah karena badut tersebut tidak berhasil dihubungi ponselnya. Pimpinan mulai menanyakan mana badutnya kok belum datang karena acara sudah akan dimulai. Akhirnya badut berhasil dihubungi setelah beberapa menit dihubungi dan ternyata badut tersebut mengisi acara di tempat lain karena dari ketua panitia ternyata belum memberikan uang muka dan terjadi kesalahpahaman mengenai konfirmasi pemesanan badut. Setelah sempat berdebat lewat telpon dan kita juga sudah dalam posisi sulit karena sudah tidak bisa mencari alternatif lain akhirnya ya badut tersebut disuruh datang dan dari panitia juga merubah susunan acara agar badut tersebut bisa jadi acara hiburan terakhir. Tepat sekitar 45 menit menunggu akhirnya badut tersebut datang dan berhasil menghibur ratusan anak panti asuhan. Endingnya acara sukses, tapi badut tersebut telah berhasil membuat stress rekan saya yang jadi ketua panitia. Kalau sampai tidak ada hiburan badut bisa dibayangkan nasib si ketua panitia.
Pesan dari cerita diatas adalah bahwa pekerjaan sebagai badut juga merupakan profesi dan bisnis yang bisa menghasilkan. Tapi secara administrasi harus dibuat secara profesional agar kejadian terjadi crash acara tidak sampai terjadi. Jadi penyusunan jadwal acara dari pesanan badut bisa sesuai dan tidak menyebabkan terjadi kesalahpahaman. Masalah konfirmasi sebagai orang yang menjalankan bisnis secara profesional harus secara pro aktif memberikan konfirmasi secara tepat kepada client-nya karena sebagai pengisi acara seharusnya sudah terbiasa menyusun jadwal acara tapi berbeda dengan misalnya ketua panitia yang tidak setiap hari menjadi ketua panitia pasti ada miss dalam koordinasi dan hal tersebut harus sudah diantisipasi oleh orang yang menjalankan bisnis seperti badut, catering, MC dan band pengisi acara. Karena sekarang sudah bulan Agustus dan sebentar lagi akan banyak acara memperingati HUT Kemerdekaan RI jadi pengalaman diatas agar menjadi inspirasi bagi anda yang akan menjadi ketua panitia acara dan juga bagi anda yang mempunyai usaha badut, penyayi, sound system, MC dan band pengisi acara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar