Tampilkan postingan dengan label Gayus Tambunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gayus Tambunan. Tampilkan semua postingan

04 Maret 2011

Gayus Muncul di Bali Menjelang Nyepi

Ogoh-ogoh Gayus
Gayus plesir lagi ke Bali? Mungkin itu yang ada di benak anda pada saat membaca posting saya ini. Tapi ternyata buka Gayus yang mafia pajak itu yang plesir lagi ke Bali pada saat menjelang Hari Raya Nyepi. Tetapi munculnya Gayus terkait dengan sebuah patung ogoh-ogoh berwajah si Mafia Pajak Gayus Tambunan tiba-tiba nongol dan dipajang di pinggir Jalan Kapten Sujana No 9, Denpasar sehingga langsung mencuri perhatian warga di Bali yang akan merayakan Hari Nyepi pada 5 Maret mendatang.

Jika umumnya patung raksasa ogoh-ogoh yang dibuat menjelang Hari Nyepi menampakkan tokoh kejahatan yakni buta kala, namun tahun ini, justru ada yang berani menampilkan sosok Gayus Tambunan.

Karya tersebut dibuat I Komang Tenaya yang mengaku punya alasan khusus tak lain karena Gayus sebagai sosok yang juga menggambarkan sang buta kala. Menurut Kadek Kusumawati (38), istri Tenaya, ide membuat ogoh-ogoh berwajah Gayus, berangkat dari kegusaran batin suaminya, melihat sepak terjang pegawai pajak yang berhasil mengemplang pajak hingga miliaran rupiah itu.

"Kami sering melihat tayangan di TV dan media massa, di mana-mana wajah Gayus muncul menjadi terkenal karena ngemplang pajak," kata Kusumawati, Minggu (26/02/2011).

Karena itulah, ketika momen Nyepi tiba, Tenaya memutuskan membuat ogoh-ogoh berwajah Gayus yang dikerjakan selama tiga pekan dan menghabiskan dana sekitar Rp700 ribu. Maka, dibuatlah segala hal yang menyerupai Gayus yang identik orang mapan, penuh gelimang harta, dan bisa mendapatkan segalanya dengan kekayaan uang yang dimiliki.

Di patung tersebut, sosok Gayus mengenakan wig, berkacamata hitam, memakai batik rapi lengan pendek lengkap dengan dasi hitam yang menandakan dirinya orang kantoran. Sembari menenteng tas kopor hitam berisi uang dalam jumlah besar, semakin lengkap sudah penggambaran sosok sang mafia pajak yang bergelimang harta lewat patung ogoh-ogoh.

Sang pembuat patung, tak lupa menyelipkan kata-kata berisi sindiran terhadap realitas sosial yang ada. "Orang bijak ngemplang pajak, apa kata dunia,” demikian salah satu tulisan di sekiling patung Gayus. Di atas kotak tempat Gayus berdiri, diletakkan uang pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu, yang juga menandakan bahwa Gayus dikeliling uang melimpah.

Dikatakan Kusumawati, zaman modern sekarang, sosok pelaku kejahatan tidak identik dengan wajah seram layaknya buta kala dahulu, namun justru mereka yang berpenampilan rapi, necis bisa melakukan tindak kejahatan seperti dilakukan Gayus. "Karena Gayus menilep pajak uang rakyat sehingga perbuatannya itu tidak jauh beda buta kala, sifatnya serakah tidak pernah puas dan merugikan rakyat," ucap dia.

Karena itulah, ogoh-ogoh Gayus sengaja dipajang dipinggir jalan, dengan harapan agar masyarakat yang melihat itu, tidak mencontoh perilaku Gayus.

Karena sifat-sifat seperti Gayus ada di sekitar manusia, maka menurut Kusumawati, satu-satunya jalan sesuai keyakinannya sebaga umat Hindu adalah dengan menetralisir lewat serangkain upacara seperti pada perayaan Nyepi.

Rencananya, setelah ogoh-ogoh Gayus terpajang beberapa hari pada malam pengrupukan atau menjelang Nyepi, akan diarak keliling Kota Denpasar untuk selanjutnya dibakar bersama ogoh-ogoh buta kala lainnya.

Sumber :okezone

05 Januari 2011

Gayus 68 Hari Keliling Dunia

Foto Paspor Gayus
Jaringan mafia hukum Gayus Tambunan bukan hanya polisi - jaksa dan hakim saja tapi ia juga punya jaringan dengan petugas imigrasi untuk menerbitkan paspor atas nama Sony Laksono. Dengan paspor inilah Gayus bisa bebas plesir ke luar negeri kemungkinan untuk menyelamatkan asetnya.

Menurut Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, Gayus alias Sony Laksono pelesir hingga ke Makau, Cina, dan Kuala Lumpur, Malaysia, saat ditahan di penjara Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok. Foto di paspor Sony Laksono identik dengan foto Gayus yang menggunakan wig seperti saat di Bali, kata Patrialis di kantornya.

Sebelum skandal pelesiran Gayus ke Makau dan Kuala Lumpur terungkap, terdakwa kasus pajak itu dipergoki sedang menonton tenis di Bali. Di Pulau Dewata, pada awal November itu, Gayus menyamar memakai wig.

Menurut data Imigrasi, Gayus alias Sony terbang ke Makau pada 24 September dan kembali dua hari kemudian. Ia berangkat melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Lalu, pada 30 September, ia pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, belum diketahui kapan Gayus pulang dari Malaysia. Corporate Secretary PT Angkasa Pura II, Hary Cahyono, menduga Gayus pulang melalui Bandung atau Medan, tidak melalui Soekarno-Hatta.

Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta telah membentuk tim investigasi internal berkaitan dengan dugaan lolosnya Gayus alias Sony ke luar negeri melalui bandara itu. Menurut kepala imigrasi bandara tersebut, Dirman Sukardi, hasil penyelidikan akan diketahui hari ini.

68 Hari Keliling Dunia

BERADA di penjara Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Gayus H. Tambunan malah lebih leluasa pelesir ketimbang saat menjadi pegawai pajak di Departemen Keuangan. Selama delapan bulan di sana, ia "cuti" 68 hari. Sebagian waktu cuti itu ia pakai untuk keliling dunia.

MAKAO, CINA
Waktu: 24-26 September
Selama September, ia berada di luar tahanan 19 hari.

KUALA LUMPUR, MALAYSIA
Waktu: 30 September
Diduga kembali 3 Oktober berdasarkan dokumen pemeriksaan polisi yang mencatat dia di luar tahanan pada 1-3 Oktober. Selama Oktober, ia "cuti" dari penjara 23 hari.

BALI
Waktu: 4-6 November
Selama November, ia di luar penjara 4 hari .

KE MANA LAGI?
Diduga belum semua acara wisata Gayus terungkap. Sebab, ia banyak absen selama berada di rutan Depok.
Masa tahanan: April-21 November 2010
Jumlah absen: 68 hari, termasuk 3 hari pada Juli dan 19 hari pada Agustus

BAGAIMANA GAYUS KE LUAR NEGERI?

1. Menyuap polisi penjaga.
Kepala Rutan Mako Brimob Komisaris Polisi Iwan Siswanto Rp 368 juta
Anak buah Iwan (8 orang) masing-masing Rp 1,5 juta per pekan.
2. Menyamar menjadi Sony Laksono berbekal paspor seorang anak, Margareta, yang dimodifikasi menjadi paspor atas nama Sony Laksono.


Sumber: Koran Tempo

12 November 2010

Gayus Bebas Plesir ke Bali

Foto Gayus nonton tenis di Nusa Dua Bali
Ramai diberitakan di media bahwa tersangka kasus mafia pajak Gayus Tambunan ternyata bisa bebas keluar penjara Mako Brimob Kelapa Dua. Kejadian seperti ini ternyata bukan hal aneh dan sering terjadi. Tapi mengapa aparat masih berani terima suap dari Gayus? Padahal kasusnya sedang menjadi sorotan publik. Gayus tertangkap kamera sedang menonton pertandingan tenis di Nusa Dua Bali pada Jumat 05/11.

Ternyata untuk keluar penjara informasi yang didapatkan dari Polisi adalah Gayus menyuap petugas kepala rutan Mako Brimob sebesar 60 Juta rupiah dan 8 anak buahnya masing-masing mendapat 5-6 juta. Ternyata aparat negeri ini masih belum bersih dari korupsi terbukti tersangka kasus yang menghebohkan itu malah bikin heboh lagi dengan bisa bebas keluar tahanan apalagi sampai plesir ke Bali. Seperti ada ungkapan kalau ada fulus semua bisa lancar. Kini ada lagi foto mirip Gayus dengan seorang perempuan yang mirip Milana Anggraeini, istri Gayus Tambunan. Si wanita ini duduk tepat di belakang pria mirip Gayus Tambunan. Yang jadi pertanyaan kita semua apakah hanya karena memiliki uang berlimpah bisa membeli semua aparat baik polisi maupun jaksa dan aparat yang lain? Gayus harusnya di persidangan ditambahi hukumannya karena ternyata dia tidak menyesali perbuatannya malah enak-enakan plesir ke Bali. Bisa dibayangkan kalau ternyata Gayus bisa kabur keluar negeri wah sama seperti buronan koruptor yang lain yang sampai sekarang juga gak jelas rimbanya.


Foto Gayus ketika mengambil gambar suatu moment pertandingan