Pesawat Gulfstream G550 |
Gulfstream G550 adalah pesawat jet yang diproduksi General Dynamics Gulfstream Aerospace di Savannah, Georgia, Amerika Serikat. Situs Private Jet Co mengklaim, Gulfstream G550 lebih dari sekedar pesawat unggulan di kelasnya. G550 disebut sebagai pesawat jet jarak jauh paling serbaguna dan bergaya di dunia. Kelebihan G550 terletak pada efisiensi daya dorong.
“Anda dapat berkeliling dunia dari New York ke Tokyo dengan mudah. Bayangkan kenyamanan terbang lebih cepat, dibanding bila Anda menggunakan pesawat komersial,” kata laman Private Jet Co. G550 memang menyasar kalangan bisnis yang mengutamakan kecepatan. “Anda dapat bekerja dalam kabin pesawat yang nyaman, bergaya, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas mutakhir untuk menunjang kinerja Anda,” ujar Private Jet Co.
Laman resmi Gulfstream menyatakan, kokpit G550 dilengkapi dengan teknologi mutakhir yang membantu sekaligus melindungi pilot. Kokpit ‘PlaneView’ yang dilengkapi empat tampilan LCD berukuran 14 inci, membuat pilot mudah mengemudikan pesawat dalam kondisi cuaca terburuk sekalipun. Ketika cuaca semakin tidak ramah, Gulfstream Enhanced Vision System membantu pilot mengemudikan pesawat dengan aman melewati kabut tebal, atau ketika menghadapi kondisi pendaratan darurat yang buruk.
Kurang dari dua minggu pasca G550 resmi dioperasikan, pesawat jet tersebut terbang nonstop menempuh jarak 13.521 km dari Seoul, Korea Selatan, ke Orlando, Florida, selama 14,5 jam. Performa G550 yang didukung oleh mesin turbo Rolls-Royce BR710 yang telah disempurnakan, membuat seseorang dengan mudah bepergian ke kota-kota besar di seluruh dunia dalam waktu singkat.
Kabin G550 bahkan dilengkapi dengan tiga temperatur untuk zona yang berbeda, dan mampu memuat hingga 18 penumpang. Kabin juga dilengkapi perangkat komunikasi seperti mesin fax, printer, jaringan internet nirkabel, dan komunikasi satelit. G550 menggunakan Broad Band Multi Link yang menjamin kecepatan koneksi internet di dalam pesawat.
Pesawat dengan berbagai fasilitas canggih itulah yang membawa pulang Nazaruddin dari Kolombia. Jarak tempuh Kolombia-Indonesia sendiri diperkirakan 28 sampai 30 jam, termasuk transit. Soal biaya carter pesawat yang mahal, Wakil Duta Besar RI untuk Kolombia Made Subagia menyatakan bahwa hal itu bukan segalanya.
“Setara dengan biaya kecemasan dan keprihatinan kita selama ini,” kata dia. Senada dengan Subagia, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, juga meminta semua pihak untuk tidak memandang dari segi mahal atau murahnya biaya saja. Yang penting, Nazaruddin kembali ke tanah air dengan keamanan terjamin. “Memang biaya sewa pesawat mahal, karena ini bukan dari Nganjuk ke Solo, tapi dari belahan dunia lain,” kata dia.
Sumber : Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar