Tampilkan postingan dengan label kota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kota. Tampilkan semua postingan

10 September 2011

Urbanisasi Karena Tergiur Gaya Hidup di Kota

Suasana mudik dan arus balik Lebaran
Setelah hari raya Idul Fitri biasanya pemerintah kota disibukkan dengan bagaimana caranya membendung arus urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Di Jakarta sebagaimana kita lihat Gubernur DKI menghimbau agar para pemudik tidak membawa pendatang baru ke Jakarta. Mengapa banyak pendatang baru ke kota? Tetapi seperti juga tahun-tahun sebelumnya imbauan tersebut tidak efektif karena terbukti setiap tahun angka pendatang di perkotaan semakin meningkat. Adanya razia terhadap pendatang juga tidak banyak membantu. Kalau pendatang sudah jelas ada pekerjaan yang akan dilakukan sih tidak ada masalah. Terkadang sebagian besar pendatang ke kota tergiur oleh cerita temannya bahwa di kota hidupnya enak dan penghasilan dari pekerjaan besar. Di samping itu juga mereka menyaksikan di televisi bagaimana gaya hidup di kota itu. Di televisi banyak di gambarkan gaya hidup di kota sangat glamor apalagi di sinetron-sinetron. Padahal kenyataannya di kota mencari pekerjaan sangat sulit. Ada istilah yang mengatakan bahwa ibukota lebih kejam daripada ibu tiri. Itu sudah menggambarkan bahwa bagaimana kerasnya hidup di kota. Kalau kita lihat banyak generasi muda di kota enggan untuk terjun ke sektor pertanian, karena sampai sekarang yang jadi petani banyak yang sudah tua sedangkan anak muda yang masa produktif banyak yang mencari pekerjaan atau mengadu nasib di kota. Kalau dari pemuda desa ke kota dan gagal mencapai apa yang diharapkan biasanya mereka malu untuk balik ke kampung halaman. Dengan berbagai cara mereka harus bisa mencari penghasilan terjadilah angka pengangguran dan kriminalitas yang meningkat. Dan kalau mereka pada saat Lebaran pulang kampung atau mudik mereka bercerita kesuksesan mereka di kota padahal ada juga yang ceritanya tidak sesuai dengan kenyataan. Di kota mereka hanya kerja serabutan dan banyak juga yang akhirnya berbuat kriminal dan meresahkan masyarakat. Padahal kalau mereka tidak gengsi kembali ke desa kehidupan mereka malah lebih baik. Tetapi gengsi juga akhirnya yang menutup niat orang-orang yang gagal hidup di kota untuk kembali ke desa. Di sisi yang lain ternyata tidak sedikit juga yang sukses bekerja di kota. Dari bekerja kecil akhirnya sukses menjadi bos dan menjadi kaya karena sukses bisnisnya. Semua memang tergantung masing-masing individu dan bagaimana kemauan dan usaha keras yang harus dilakukan. Keahlian kerja juga tidak boleh diabaikan. Bekali dulu keahlian baru berani mengadu nasib di kota.

11 September 2010

Keliling Kota

Berlibur inginnya kita bisa bersantai melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan yang bisa membuat fisik dan pikiran menjadi lelah. Tetapi pada saat liburan malah ada kegiatan yang jadi rutinitas itu perkara lain.
Karena udara yang panas di kota Banyuwangi, maka anak saya yang berumur 1,5 tahun tidak mau tidur di rumah bai siang atau malam. Dia inginnya tidur di mobil yang ber-AC. Mobilnya juga harus jalan, kalau tidak jalan dia juga tidak bisa tidur. Jadilah saya mengantar keliling kota anak saya dengan mobil selama beberapa jam. Minimal dia tidur siang dan malam di mobil sekitar 2 jam-an. Rata-rata perhari saya harus menempuh perjalanan 100 km. Tapi ya demi anak apa saja bisa kita lakukan. Dan ini saya lakukan selama berada di Banyuwangi. Tapi dengan begitu saya jadi bisa lebih detil mengamati kehidupan kota Banyuwangi selama mudik Lebaran. Mulai suasana pasar pada malam Takbiran sampai pada Hari Lebaran. Jalan raya sekitar pasar Banyuwangi mulai agak macet yaitu pukul 19.30 dan mencapai puncaknya pada pukul 20.00. Tetapi situasi aman terkendali karena banyak petugas kepolisian yang berjaga dan mengatur lalu lintas. Saya juga bertemu kegiatan orang-orang yang bersilaturahmi setelah sholat Id. Mereka mengunjungi sanak saudara dan teman-teman untuk saling memaafkan. Betapa indah hidup ini jika setiap hari bisa seperti itu. Tapi itu hanya terjadi setiap setahun sekali saja pada saat Lebaran.