Tampilkan postingan dengan label rahasia planet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rahasia planet. Tampilkan semua postingan

08 Juli 2011

Ada Rahasia Apa di Planet Mars?

Planet Mars
Planet Mars seperti kita ketahui bersama adalah planet yang berwarna merah dan namanya seperti nama dewa perang Romawi. Ternyata planet keempat dalam sistem tata surya ini memeiliki gunung berapi terbesar. Seperti apa?

Planet Mars dinamakan seperti dewa perang Romawi karena warnanya yang merah. Tapi, tahukah Anda, di sistem tata surya, planet keempat ini memiliki gunung berapi terbesar?

Dari sudut pandang penjelajahan, julukan tersebut untuk planet merah ini sangat cocok. Pasalnya, Mars selalu mementahkan semua kemajuan ilmiah manusia. Lebih dari 40 pesawat terbang yang dikirim mempelajari planets ini mengalami kegagalan.

Bahkan, beberapa diantaranya hilang di luar angkasa dan sisanya menabrak permukaan planet ini. Meski begitu, para ilmuwan tak pernah putus asa mencari tahu rahasia planet merah ini. Beruntungnya, beberapa misi berhasil menjawab beberapa misteri yang menyelimuti planet ini, termasuk.

Memiliki kehidupan?

Planet merah selalu diliputin pertanyaan seputar kehidupan. Pasalnya, ilmuwan menganggap planet ini memiliki kesempatan besar untuk kehidupan bisa berkembang. “Hal yang ingin diketahui banyak orang, apakah planet ini pernah menyimpan kehidupan?,” ujar profesor astronomi Steve Squyres di Cornell University.

Squyres merupakan pemimpin penyidik misi Mars Exploration Rover yang menempatkan robot Spirit dan Opportunity di planet merah itu pada awal 2004. Hingga kini, Mars menjadi dunia yang ‘dingin, kering, sepi,’ ujar Squyres.

Namun, terdapat beberapa titik bukti menyatakan Mars merupakan planet yang hangat, basah dan jauh lebih mirip Bumi sekitar empat miliar tahun silam. Agar kehidupan bisa muncul, air sangat dibutuhkan. Menariknya, terdapat tanda menunjukkan, Mars dulunya menjadi planet yang benar-benar basah.

Planet ini banyak memiliki mineral di permukaannya, termasuk sulfat dan tanah liat yang bisa terbentuk hanya saat air ada. Banyak fitur geologi menunjukkan, hal-hal tersebut mengalir di permukaan planet ini. Sejumlah besar air masih ada di Mars namun membeku di ujung kutub es, seperti lapisan es yang baru saja ditemukan, gletser raksasa bawah tanah.

Petunjuk kehidupan mikroba Mars muncul dalam banyak samaran, misalnya pada meteorit Mars yang ditemukan di Antartika. Meteorit ini memiliki struktur aneh dan beberapa peneliti menafsirkannya sebagai fosil kecil yang diawetkan sebelum meteorit itu meluncur dari Mars. Meteorit ini mengandung metan yang bisa menjadi asal muasal biologis.

Hangat, basah, dingin dan kering

Misteri terbesar selanjutnya mengenai Mars adalah, “Apa yang terjadi?,” tanya Squyres. Mars merupakan tempat yang hangat dan basah 500 juta hingga satu miliar tahun silam, lanjutnya.

Misi eksplorasi Mars di masa depan akan dilengkapi peralatan yang lebih sensitif guna membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kehidupan dan perubahan kondisi yang mencolok di planet merah itu.

Mars Science Laboratory NASA dan robot seukuran mobil bernama Curiosity beroda enam akan mendarat musim panas depan untuk mulai menganalisa batuan di planet itu dan mengirim gambar planet itu kembali ke Bumi untuk dipelajari.

Selain itu, European Space Agency mulai menyiapkan robot pertamanya, ExoMars, untuk diluncurkan di 2018. Squyres mengaku, misi membawa kembali tanah dan batuan Mars telah lama dipertimbangkan namun belum dijadwalkan.

Sedikit demi sedikit, para ilmuwan ingin memecahkan misteri apakah Mars memiliki atmosfer yang lebih tebal, serta bagaimana aktivitas geologi dan vulkanik mempengaruhi dunia selama ribuan tahun. Bagaimanpunjuga, Mars merupakan rumah Valles Marineris, salah satu sistem ngarai terpanjang yang pernah diketahui, dan Olympus Mons, gunung berapi terbesar di tata surya.

Kisah dua belahan

Mars sangat berbeda dari utara ke selatan. Kawah muda halus dataran rendah mendominasi bagian utara. Sementara bagian kawah kuno dataran tinggi sangat mencirikan belahan bagian selatan. Rata-rata tinggi belahan bagian utara lima kilometer lebih rendah dari selatan. Apa penyebabnya?

Penjelasan terbaik menjelaskan hal yang disebut hemisfer dikotomi ini adalah, hantaman benda raksasa seukuran Pluto ke bagian utara Mars empat miliar tahun silam. Jika teori yang diusulkan Squyres pada 1984 benar, artinya 40% bagian utara Mars sebenarnya kawah.

Hal ini akan memberi planet merah tersebut superlatif geologi lain akibat pengaruh kawah di di tata surya.

Sumber : Inilah.com

03 Juli 2011

Apa Rahasia di Planet Venus?

Venus
Nama planet kedua di tata surya kita adalah Venus yang namanya ternyata sama dengan nama dewi cinta Roma, tapi pnanet ini ternyata tak penuh cinta. Sebagai permulaan, permukaan planet ini suhunya mencapai 900 derajat Fahrenheit.

Karenanya, planet kedua ini dinobatkan sebagai planet terpanas di tata surya. Lebih buruk lagi, selimut tebal karbon dioksida menekan 92 kali tekanan atmosfer Bumi di lanskap kering. Awan kusam yang menghalangi pandangan pada permukaan planet itu merupakan asam sulfur.

Seperti dibayangkan, mempelajari Venus terbukti menjadi pekerjaan sulit. Sedikit demi sedikit, ilmuwan mempelajari lebih banyak mengenai tetangga Bumi ini. Berikut beberapa misteris terbesar mengenai obyek paling terang di langit setelah matahari dan bulan.

Iklim serupa Bumi

Venus kadang disebut sebagai ‘kembaran jahat’ Bumi. Dalam ukuran, komposisi dan lokasi orbit, neraka Venus sebenarnya planet termirip Bumi. Di awal sejarah Venus, para ilmuwan menduga dunia itu sangat mirip Bumi, dengan lautan dan iklim lebih dingin.

Namun, lebih dari beberapa miliar tahun, efek rumah kaca yang ada sangat berpengaruh. Venus sekitar sepertiga lebih dekat matahari dibanding Bumi. Karenanya, Venus mendapat sinar matahari dua kali lebih banyak. Panas ekstra ini menyebabkan penguapan hebat di awal permukaan air.

Pada akhirnya, uap air terperangkap panas yang lebih panas. Pemanasan lebih lanjut planet ini memicu penguapan yang lebih besar hingga akhirnya lautan pun mengering dan menghilang. “Mekanisme ini masuk akal dari Venus awal yang seperti Bumi menjadi Venus saat ini,” kata kurator Astrobiologi David Grinspoon di Denver Museum of Nature & Science.

Ilmuwan interdisipliner pada misi Venus Express, pesawat ruang angkasa yang mengorbit Venus sejak 2006, ini mencari tahu kapan persisnya dan bagaimana Venus menjadi ‘tungku’ untuk membantu pemodelan perubahan iklim Bumi dan menghindarkan Bumi dari nasib serupa Venus.

Atmosfer berotasi super

Venus memutari porosnya jauh lebih lambat dari Bumi. Alhasil, setahun di Venus serupa 243 hari di Bumi. Berdasar hal ini, diketahui angin di puncak awan Venus bisa mencapai 360 km/jam atau 60 kali kecepatan memutar planet.

Secara proporsional, jika angin serupa muncul di Bumi, angin awan khatulistiwa mencapai kecepatan menakjubkan, 9.650 km/ jam. Pendorong cepatnya rotasi Venus adalah energi sinar matahari, papar Grinspoon. Namun, cara kerja penuh fenomena ini tetap menjadi misteri.

Berputar terbalik

Saat dilihat dari kutub utara matahari, semua planet di tata surya mengorbit matahari dengan arah berlawanan dan semuanya hampir berputar searah sumbunya. Namun tidak untuk Venus. Planet kedua ini memiliki rotasi retrograde seperti Uranus.

Artinya, matahari terbit dari barat dan terbenam di timur di planet itu. Perputaran searah jarum jam ini mungkin hasil tabrakan kosmik awal dalam sejarah Venus.

Petir misterius

Petir dari awan Venus hingga kini masih menjadi pertanyaan terbuka. Meski pesawat ruang angkasa Venus Express telah ‘mendengar’ elektromagnetik statis yang secara karakteristik menghasilkan petir di Bumi, kamera belum pernah ‘menangkap’ petir ini, kata Grinspoon.

Cara terbentuknya petir ini juga masih misterius. Di Bumi, peran kunci dimainkan kristal es awan. Di Venus, pasokan bahan ini sangat sedikit dijumpai di atmosfernya yang sangat kering.

Kehidupan Alien di Venus?

Grinspoon mengakui adanya argumen masuk akal mengenai kehidupan Venus, bukan di permukaan planet yang super panas itu namun di awannya. Sekitar 50 km di atas awan seharusnya ada tempat yang bisa dihuni yang memiliki tekanan dan suhu seperti Bumi.

Untuk mendapat energi, makhluk mengambang menyerupai bakteri bisa menggunakan sinar matahari atau bahan kimia di awan. Tentunya, makhluk ini akan mentolerir asam sulfat. Di sisi lain, extremophiles di Bumi menunjukkan, kehidupan bisa berkembang di lingkungan paling keras sekalipun. “Sangat perlu menjelajah awan karena beragam alasan. Salah satunya kemungkinan keberadaan kehidupan eksotis ini,” tutup Grinspoon.

Sumber : inilah.com

01 Juli 2011

Rahasia Apa di Planet Merkurius?

Merkurius
Merkurius sebagaimana kita ketahui adalah planet yang terdekat dengan matahari dalam tata surya kita. Planet ini menjadi planet yang sulit dipelajari selama beradab-abad. Namun kini rahasia terbesarnya berhasil diungkap oleh ilmuwan. Seperti apa?

Nyatanya, hanya dua pesawat luar angkasa yang pernah berhasil mengunjungi Merkurius. Yakni, Mariner 10 NASA pada pertengahan 1970an dan kini Messenger (MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry dan Ranging) yang telah mencoba tiga kali terbang ke planet itu sejak 2008 yang akhirnya berhasil masuk orbit Merkurius pada Maret ini.

Misi Messenger mampu menjawab banyak misteri yang menyelubungi Merkurius, termasuk teka-teka berikut.

Mengapa sangat padat?

Merkurius merupakan planet kedua terpadat di tata surya, hanya sedikit lebih kecil dibanding Bumi. Para ilmuwan menduga, Merkurius memiliki inti raksasa atau sekitar dua-pertiga massanya. Di Bumi, intinya hanya berporsi satu-pertiga.

“Tabrakan antara badan-badan berbatu di awal sejarah tata surya kemungkinan besar membuat lapisan luar Merkurius menjadi kurang padat, hanya menyisakan bagian-bagian berat,” jelas direktur departemen magnet terestrial Carnegie Institution of Washington Sean Solomon.

Menurut penyelidik misi Messenger ini, hasil analisa kimia dari Messenger pada permukaan Merkurius seharusnya bisa membawa teori impaktor ini dalam uji.

Perisai Magnetik

Selain Bumi, Merkurius merupakan satu-satunya planet berbatu dalam sistem surya yang memiliki medan magnet signifikan (meski hanya 1% kekuatan Bumi). Keberadaan medan magnet bukan sekadar pertanyaan sepele pada planet ini, tetapi juga melindungi organisme dari radiasi yang merusak dari matahari dan luar sistem tata surya.

Solomon menggambarkan medan magnet Bumi sebagai ‘payung menangkis radiasi yang masuk,’ dan tanpa medan semacam ini, akan sangat sulit bagi kehidupan untuk berkembang atau bertahan.

Para peneliti yakin, medan magnet Merkurius dihasilkan oleh proses ‘dinamo’ serupa Bumi yang didorong elektrik konduktif yang bergolak, cairan logam di inti terluar planet. “Messenger akan memetakan geometri medan itu secara rinci,” ujar Solomon pada Science yang bisa digunakan membantu para ilmuwan menjabarkan asal muasal Merkurius.

Merkurius ber-es?

Merkurius yang bermandi cahaya matahari menjadi tempat yang hampir tak mungkin untuk mencari es. Namun, beberapa kawah di kutub Merkurius nampaknya berada dalam bayangan permanen, dan merkuri di lantai kawah ini bisa mencapai minus 280 derajat Fahrenheit.

Solomon menyebutnya ‘perangkap dingin’. Tempat ini bisa menjadi ‘rumah’ lebih banyak deposito es dibanding bulan. Meski belum banyak air, es ini masih menunjukkan, “Air ada di mana-mana, setidaknya sebagai molekul,” kata Solomon.

Gumpalan persisten atmosfer

Meski Merkurius menjadi planet terkecil dan memiliki sedikit gravitasi, entah bagaimana Merkurius memiliki atmosfer, meski sangat lemah. “Entah bagaimana di Merkurius, atmosfer terus diregenerasi,” jelas Solomon.

Para ilmuwan menduga berhasil mengambil materi dari ‘angin matahari,’ aliran partikel yang memancar keluar dari matahari, yang mampu berkontribusi.

Pembawa hari kiamat?

Merkurius memiliki orbit paling eksentrik (dalam istilah astronomi berarti berbentuk oval) dibanding semua planet lain di tata surya. Simulasi komputer terbaru menunjukkan, selama beberapa miliar tahun, orbit ini bisa menjadi lebih eksentrik.

Merkurius memiliki 1% kesempatan bertabrakan dengan Venus atau matahari. Lebih menakutkan lagi, secara bersama-sama dengan gravitasi planet raksasa di luar, orbit Merkurius bisa mengacaukan orbit planet-planet dalam sehingga Merkurius, Venus atau Mars menabrak Bumi, sebuah bencana yang benar-benar berproporsi kiamat.