Planet Mars |
Planet Mars dinamakan seperti dewa perang Romawi karena warnanya yang merah. Tapi, tahukah Anda, di sistem tata surya, planet keempat ini memiliki gunung berapi terbesar?
Dari sudut pandang penjelajahan, julukan tersebut untuk planet merah ini sangat cocok. Pasalnya, Mars selalu mementahkan semua kemajuan ilmiah manusia. Lebih dari 40 pesawat terbang yang dikirim mempelajari planets ini mengalami kegagalan.
Bahkan, beberapa diantaranya hilang di luar angkasa dan sisanya menabrak permukaan planet ini. Meski begitu, para ilmuwan tak pernah putus asa mencari tahu rahasia planet merah ini. Beruntungnya, beberapa misi berhasil menjawab beberapa misteri yang menyelimuti planet ini, termasuk.
Memiliki kehidupan?
Planet merah selalu diliputin pertanyaan seputar kehidupan. Pasalnya, ilmuwan menganggap planet ini memiliki kesempatan besar untuk kehidupan bisa berkembang. “Hal yang ingin diketahui banyak orang, apakah planet ini pernah menyimpan kehidupan?,” ujar profesor astronomi Steve Squyres di Cornell University.
Squyres merupakan pemimpin penyidik misi Mars Exploration Rover yang menempatkan robot Spirit dan Opportunity di planet merah itu pada awal 2004. Hingga kini, Mars menjadi dunia yang ‘dingin, kering, sepi,’ ujar Squyres.
Namun, terdapat beberapa titik bukti menyatakan Mars merupakan planet yang hangat, basah dan jauh lebih mirip Bumi sekitar empat miliar tahun silam. Agar kehidupan bisa muncul, air sangat dibutuhkan. Menariknya, terdapat tanda menunjukkan, Mars dulunya menjadi planet yang benar-benar basah.
Planet ini banyak memiliki mineral di permukaannya, termasuk sulfat dan tanah liat yang bisa terbentuk hanya saat air ada. Banyak fitur geologi menunjukkan, hal-hal tersebut mengalir di permukaan planet ini. Sejumlah besar air masih ada di Mars namun membeku di ujung kutub es, seperti lapisan es yang baru saja ditemukan, gletser raksasa bawah tanah.
Petunjuk kehidupan mikroba Mars muncul dalam banyak samaran, misalnya pada meteorit Mars yang ditemukan di Antartika. Meteorit ini memiliki struktur aneh dan beberapa peneliti menafsirkannya sebagai fosil kecil yang diawetkan sebelum meteorit itu meluncur dari Mars. Meteorit ini mengandung metan yang bisa menjadi asal muasal biologis.
Hangat, basah, dingin dan kering
Misteri terbesar selanjutnya mengenai Mars adalah, “Apa yang terjadi?,” tanya Squyres. Mars merupakan tempat yang hangat dan basah 500 juta hingga satu miliar tahun silam, lanjutnya.
Misi eksplorasi Mars di masa depan akan dilengkapi peralatan yang lebih sensitif guna membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kehidupan dan perubahan kondisi yang mencolok di planet merah itu.
Mars Science Laboratory NASA dan robot seukuran mobil bernama Curiosity beroda enam akan mendarat musim panas depan untuk mulai menganalisa batuan di planet itu dan mengirim gambar planet itu kembali ke Bumi untuk dipelajari.
Selain itu, European Space Agency mulai menyiapkan robot pertamanya, ExoMars, untuk diluncurkan di 2018. Squyres mengaku, misi membawa kembali tanah dan batuan Mars telah lama dipertimbangkan namun belum dijadwalkan.
Sedikit demi sedikit, para ilmuwan ingin memecahkan misteri apakah Mars memiliki atmosfer yang lebih tebal, serta bagaimana aktivitas geologi dan vulkanik mempengaruhi dunia selama ribuan tahun. Bagaimanpunjuga, Mars merupakan rumah Valles Marineris, salah satu sistem ngarai terpanjang yang pernah diketahui, dan Olympus Mons, gunung berapi terbesar di tata surya.
Kisah dua belahan
Mars sangat berbeda dari utara ke selatan. Kawah muda halus dataran rendah mendominasi bagian utara. Sementara bagian kawah kuno dataran tinggi sangat mencirikan belahan bagian selatan. Rata-rata tinggi belahan bagian utara lima kilometer lebih rendah dari selatan. Apa penyebabnya?
Penjelasan terbaik menjelaskan hal yang disebut hemisfer dikotomi ini adalah, hantaman benda raksasa seukuran Pluto ke bagian utara Mars empat miliar tahun silam. Jika teori yang diusulkan Squyres pada 1984 benar, artinya 40% bagian utara Mars sebenarnya kawah.
Hal ini akan memberi planet merah tersebut superlatif geologi lain akibat pengaruh kawah di di tata surya.
Sumber : Inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar