Saya sedikit cerita tentang kegunaan teknologi untuk kegiatan mata-mata. Jika anda penggemar James Bond, tentu kenal dengan Q, tokoh yang selalu membuat alat untuk membantu aksi para agen M-16s. Sebelum memulai misinya, James Bond selalu menyambangi laboratorium Q untuk mencoba peralatan terbaru yang selalu muncul di setiap film James Bond.
James Bond pun selalu dibekali dengan alat elektronik tercanggih untuk membantu misi spionasenya. Kisah serupa tak berbeda dalam kasus terungkapnya mata-mata Rusia di Amerika Serikat baru-baru ini.
Hanya saja, para mata-mata Rusia yang tertangkap memanfaatkan teknologi dengan penggunakan perangkat yang sudah banyak dikenal orang seperti Wi-Fi atau laptop untuk mendukung aksi spionasenya."Di masa lalu mereka (agen Rusia) menggunakan peralatn dari KGB. Sekarang mereka cukup menggunakan komputer atau laptop biasa," ungkap profesor di Universitas Tusla, Sujeet Shenoi seperti dikutip AP.
Shenoi yang juga menjadi konsultan bagi FBI itu menjelaskan, saat ini kemajuan teknologi membuat agen intel tidak perlu menggunakan peralatan khusus lagi. "Teknologi begitu kuat sehingga anda tidak perlu lagi peralatan khusus," lanjutnya.
Berdasarkan daftar barang bukti yang disita FBI dari 11 tersangka pelaku aksi mata-mata untuk Rusia di AS, tidak ada peralatan khusus seperti jaman perang dingin. FBI hanya menyita sejumlah laptop, memory cardk (flash disk) dan sejumlah telepon selular pra-bayar, serta sejumlah alat yang sudah lama dikenal di dunia intel seperti pesawat radio gelombang pendek, tinta yang tidak terlihat, serta peralatan enkripsi manual yang dikenal dengan nama 'one-time pad'.
Radio gelombang pendek lumrah dipakai di rumah-rumah. Namun kini, para mata-mata Rusia menggunakan teknologi yang disebut FBI dengan istilah 'Spy-fi'.
Saat FBI menggelandang Anna Chapman, salah satu agen Rusia di AS baru-baru ini, tidak ada hal yang mencolok dari agen cantik itu. Rabu pekan lalu, Anna seperti biasa, pergi ke coffee shop in Manhattan dan bergegas menyalakan laptop.
Dilihat dengan mata telanjang, tak ada hal mencurigakan. Namun tak berapa lama, Anna yang ada ci coffee shop sudah terhubung dengan sebuah mobil minivan yang ada di luar, yang belakangan diketahui FBI dikemudikan oleh agen Rusia lainnya. Tak ada kontak fisik sama sekali antar Anna dengan agen Rusia lainnya.
Tak berapa lama, sejumlah data pun terkirim dari laptop Anna ke agen Russia lainnya, hanya dengan membuat jaringan Wi-Fi sendiri. Namun komunikasi rahasia itu tidak berlangsung lama. Antara Anna dengan agen Rusia di minivan hanya saling bertukar data terenkripsi, dan laptop pun segera dimatikan.
Menurut editor Wi-Fi Net News blog, Glenn Fleishman, penggunaan Wi-Fi sebenarnya terkesan amatir dan dapat dengan mudah terendus. Menurut Glenn, sebenarnya ada teknologi komersil lainnya yang tersedia untuk membuat transmisi pendek yang dikenal dengan nama gelombang radio ultra-wide band, yang tidak akan mudah terdeteksi FBI.
Namun menurut Keith Melton, penulis yang bersama mantan direktur teknk CIA membuat buku 'Spycraft', mengatakan, penggunaan Wi-Fi itu justru menunjukkan pilihan yang sangat pintar. Sebab, tidak ada data yang diberikan lewat internet.
Koneksi yang ada tak akan terlacak, jika FBI tidak memiliki peralatan analisa Wi-Fi yang pintar di tempat dan waktu yang tepat.
Menurut Melton, teknik itu mengingatkan pada teknologi intel CIA tahun 1970-an yang sekarang diterapkan BlackBerry. CIA membekali agen-agennya di Uni Sovyet dengan peralatan untuk menyampaikan pesan dalam jarak pendek yang tak terlihat.
sumber : jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar